Mitos Seputar Penanganan Luka Bakar Ringan

Artikel - Metro Hospitals Group

7 Juni 2024 pukul 10.16 WIB

Mitos Seputar Penanganan Luka Bakar Ringan

Saat mengalami luka bakar ringan seperti terciprat minyak panas atau tersenggol setrikaan, penanganan ala rumahan kerap dipilih. Sebagian orang biasanya akan mengoleskan pasta gigi atau mentega di area yang terbakar.

Mitos lainnya yang banyak dipercaya terkait penanganan luka bakar adalah mengoleskan minyak goreng atau mengompresnya dengan es batu. Apakah bahan rumahan ini benar-benar efektif mengatasi luka bakar? Ataukah mitos hanya belaka?

1. Mengoleskan Luka Bakar Minyak Goreng atau Mentega
Khasiat bahan rumahan seperti mentega dan minyak, untuk menyembuhkan luka bakar adalah mitos belaka. Selain tidak memberikan efek penyembuhan, bahan rumahan itu juga dianggap tidak higienis. Bahan-bahan tersebut juga dapat menimbulkan efek panas yang nantinya bisa memperlambat proses penyembuhan.

2. Mengoleskan Pasta Gigi di Bagian Luka Bakar
Pasta gigi mengandung berbagai macam bahan kimia yang digunakan untuk memutihkan gigi dan pengharum napas. Kedua bahan ini justru bisa memberikan efek buruk karena bisa meningkatkan kondisi peradangan dan memperlambat proses pemulihan. Pasta gigi juga mengandung kalsium dari peppermint yang bisa meningkatkan risiko infeksi dan merusak jaringan kulit.

3. Mengompres Luka Bakar dengan Es Batu
Mengompres luka bakar dengan es batu justru dapat memperburuk kondisi luka bahkan hingga terjadinya kematian jaringan atau nekrosis. Sebaiknya, basuh luka bakar ringan dengan air ledeng mengalir untuk menghentikan proses kulit yang terbakar.

4. Lenting Sebaiknya Dipecahkan
Pada kondisi luka bakar derajat satu, dapat timbul lepuhan berbentuk gelembung berisi cairan atau bula. Faktanya, memecahkan lepuhan justru akan menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi pintu masuk kuman penyebab infeksi.

5. Menyiram Luka Bakar dengan Alkohol
Menyiram luka bakar dengan alkohol, apalagi minuman beralkohol sangatlah tidak dianjurkan. Paparan alkohol secara langsung di luka bakar justru dapat menyebabkan rasa nyeri hebat dan membuat luka menjadi kering. Akibatnya, proses penyembuhan luka menjadi terganggu.

6. Luka Bakar yang Tidak Nyeri Tidak Membutuhkan Perawatan
Luka bakar derajat tiga mungkin dapat menimbulkan rasa nyeri yang jauh lebih ringan daripada luka bakar derajat satu. Hal ini dikarenakan serabut saraf sensori di permukaan kulit sudah hancur terbakar bersama lapisan kulit di sekitarnya. Apabila luka bakar terlalu besar dan dalam untuk ditangani di rumah, segeralah minta bantuan dokter.