Manfaat dan Prosedur KB (Keluarga Berencana)
Artikel - Metro Hospitals Group
5 April 2024 pukul 11.30 WIB
Manfaat dan Prosedur KB (Keluarga Berencana)
Menurut UU No. 10 tahun 1992, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, KB (keluarga berencana) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga, Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera.
KB merupakan program pemerintah untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna.
Perencanaan jumlah keluarga dapat dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. Contohnya seperti pil KB, kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Manfaat KB
Ada beragam manfaat program KB bagi pasangan suami istri, yaitu:
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Alat kontrasepsi yang digunakan berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan di usia terlalu muda atau terlalu tua serta kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh anak yang baik
Apabila anak yang belum berusia satu tahun sudah memiliki adik, maka tumbuh kembangnya berisiko terganggu. Normalnya, jarak anak pertama dan kedua antara 3 hingga 5 tahun.
3. Mencegah gangguan kesehatan mental keluarga
Sebagian wanita berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika ibu mendapatkan dukungan dari pasangan.
Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak dekat, maka risiko depresi akan meningkat. Depresi juga dapat terjadi pada ayah, jika belum siap secara fisik dan mental.
4. Mengurangi angka kematian bayi dan ibu
KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan tidak diinginkan. Dengan begitu angka kematian bayi juga dapat berkurang.
Ibu meninggal akibat melahirkan dan disertai kesehatan yang buruk juga dapat dihindari.
5. Mencegah gangguan kesehatan reproduksi
Hamil di usia terlalu muda, terlalu tua, atau kehamilan yang berjarak terlalu dekat dapat menimbulkan risiko.
Ibu hamil dapat mengalami masalah selama kehamilan, seperti hipertensi, preeklamsia, persalinan prematur, dan sebagainya.
Adanya program KB, kehamilan dapat direncanakan dengan lebih baik, sehingga risiko gangguan kesehatan reproduksi dapat dicegah.
6. Mencegah terjadinya penyakit menular seksual
Hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular seksual, meskipun dilakukan antara suami istri.
Penyakit menular seksual (PMS) ini yaitu sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. PMS dalam dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom.
Prosedur KB
Metode KB meliputi penggunaan pil kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan sebagainya. Masing-masing jenis KB memiliki prosedur dan efektivitas yang berbeda dalam mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Berikut prosedur KB sesuai jenisnya:
1. Kontrasepsi alami
Metode ini bisa kamu lakukan dengan menghitung masa subur wanita secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi.
Cara ini dapat kamu lakukan dengan memeriksa suhu tubuh, perubahan pada cairan vagina, serta menghitung menggunakan kalender kesuburan.
2. Pil KB
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak orang gunakan. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi mencegah terjadinya ovulasi.
Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.
3. Kondom pria
Alat kontrasepsi ini bisa pria gunakan pada alat kelaminnya untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina saat sedang berhubungan intim.
Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom pria bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual (IMS). Namun, alat kontrasepsi ini hanya bersifat sekali pakai.
4. Suntik
Terdapat dua jenis KB suntik, suntik yang memiliki jangka waktu tiga bulan dan suntik yang hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini lebih efektif daripada mengonsumsi pil KB.
5. Implan
Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas.
KB implan atau susuk KB akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah kehamilan hingga tiga tahun.
Namun KB ini memiliki efek samping, yaitu menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang kamu pasang, dan tidak efektif mencegah penularan IMS.
6. IUD
IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T. Jenis KB ini dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan.
IUD umumnya memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang terbuat dari tembaga, misalnya ParaGard, yang memiliki ketahanan hingga 10 tahun.
Jenis lainnya yaitu IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena yang harus kamu perbarui setiap lima tahun.
7. Kondom wanita
Wanita juga bisa menggunakan kondom khusus, yaitu berupa plastik yang mereka pasang untuk menyelubungi vagina.
Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria saat berhubungan intim.
Tempat Melakukan KB
Beberapa metode KB (kondom dan pil KB) dapat kamu beli di apotek. Sedangkan alat KB yang penggunaannya harus kamu masukkan ke dalam tubuh, prosedurnya harus dengan dokter atau perawat yang melakukannya.
Lihat penawaran paket medis Metro Hospitals