Apa Itu HIV & AIDS?
Artikel - Metro Hospitals Group
26 Januari 2024 pukul 09.38 WIB
Apa Itu HIV & AIDS?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Penyebab HIV dan AIDS
- Bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual serta tidak menggunakan alat kontrasepsi.
- Menggunakan jarum suntik yang telah dipakai oleh orang lain.
- Menggunakan alat makan bersama-sama dengan penderita HIV.
- Transfusi darah yang alatnya tidak steril.
Diagnosis HIV & AIDS
Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
1. Tes antibodi
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
2. Tes antigen
Tes antigen bertujuan mendeteksi protein yang menjadi bagian dari virus HIV, yaitu p24. Tes antigen tersebut dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pengidap yang dicurigai terinfeksi HIV.
Jika skrining menunjukkan pengidap terinfeksi HIV (HIV positif), pengidap perlu menjalani tes selanjutnya. Tujuannya untuk memastikan hasil skrining, membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat.
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pengidap, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes tersebut, yaitu:
1. Hitung sel CD4
CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Jumlah CD4 normal berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. AIDS terjadi jika hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
2. Pemeriksaan viral load (HIV RNA)
Bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA yang berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan perkembangan virus yang tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.
3. Tes kekebalan (Resistensi)
Dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat bagi pengidap. Hal ini dikarenakan beberapa pengidap memiliki resistensi terhadap obat tertentu.